Saturday, May 30, 2015

Tempat Pemujaan Sakral Paling Aneh Di Asia

Agen Bola Pengertian pemujaan adalah dimana kita memuja atau mengagungkan sesuatu yang kita senangi. Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti memuja pada leluhur, memuja pada agama tertentu dan kepercayan yang ada. Sahabat anehdidunia.com asia selain terkenal akan keindahan alamnya, juga terdapat suatu tempat pemujaan yang sakral dan sangat unik. Banyak wisatawan yang berkunjung karena cerita yang terdapat disana. Berikut tempat pemujaan sakral paling aneh di asia.

Bandar Bola Online - Sahabat anehdidunia.com bangsa Jepang menganut kepercayaan Shinto dengan berbagai ritualnya. Di Kuil Awashima Jinja, Kanawa, Jepang sahabat anehdidunia.com akan menemukan ritual buang sial dengan menenggelamkan boneka ke laut. Awashima Jinja sendiri adalah kuil bagi perempuan Jepang. Tempat suci ini terkenal dengan koleksi boneka dalam jumlah banyak. Boneka-boneka ini dipercaya memiliki jiwa. Kuil Awashima Jinja telah menjadi tempat berkumpul kepercayaan religius setempat sejak zaman kuno. Boneka yang memenuhi di altar Kuil Awashima Jinja ini terkenal dengan ritual Hina Nagashi penganut kepercayaan Shinto. Konon, di sinilah Dewa Sukunahikonanomikoto diabadikan di Kuil Awashima Jinja. Dia disebut-sebut oleh masyarakat setempat sebagai dewa pengobatan. Sukunahikonanomikoto dikenal sebagai dewa bagi perempuan untuk hal-hal seperti penyembuhan gangguan kesehatan dan doa untuk proses kelahiran yang aman.
Situs Taruhan Bola - Setiap tahun, tepatnya pada tanggal 3 Maret, Awashima jinja adalah rumah bagi festival boneka yang disebut Nagashi Bina. Dalam festival ini, boneka-boneka akan diangkut oleh kapal Hina Ningyo dan diluncurkan ke laut. Ketika perahu diguncang gelombang, boneka akan jatuh ke laut dan tenggelam. Hal ini diyakini masyarakat setempat bahwa boneka akan mengambil penyakit dan nasib buruk yang menimpa pemiliknya dahulu. Terletak di Kota Wayakama, Jepang, sahabat anehdidunia.com akan dibuat kagum dengan ribuan boneka yang memenuhi kuil Awashima Jinja ini. Mereka akan terjebak dalam dunia boneka seperti berada di dalam dongeng namun dengan suasana misterius.

Kuil Dongyue ini didirikan sebagai persembahan untuk penguasa dunia bawah tanah, Yuedi. Kuil dengan sebutan Dongyue Hall ini banyak dikunjungi orang-orang yang ingin mendoakan bahkan berkomunikasi dengan keluarga yang sudah meninggal. Rumah bagi Yuedi ini sering juga disebut East Mountain Temple yang merupakan representasi Gunung Tai, salah satu gunung keramat di Cina. Menurut mitologi Cina, East Mountain dipercaya sebagai pintu masuk ke dunia bawah tanah tempat catatan kehidupan dan kematian tersimpan. Dongyue Hall di Tainan dibangun pada tahun 1673 dan menjadikannya kuil tertua di Taiwan yang dipersembahkan pada Yuedi. Letaknya sempat berpindah dari lokasi aslinya. Putra tertua Koxinga, Zheng Jinglah yang memindahkannya. Meskipun sempat terkena dampak pembangunan infrastruktur, kuil direnovasi dan direstorasi sesuai gaya aslinya. Konstruksi East Mountain Temple terbagi menjadi tiga ruangan utama.
Di aula pertama terdapat patung Yuedi sang raja dunia bawah tanah. Ruang kedua ditempati oleh Dizang Wang. Dia adalah dewa yang memberikan pengampunan dan menyelamatkan para jiwa yang ada di neraka. Wang mempunyai kewenangan khusus dalam hal reinkarnasi. Orang-orang berdoa kepadanya agar keluarga mereka bereinkarnasi menjadi sesuatu atau seseorang yang lebih baik di kehidupan selanjutnya. Selain kedua dewa tersebut, masih ada beberapa lainnya seperti Huang Du penguasa delapan pengadilan neraka yang menempati ruang utama ketiga. Dongyue Hall pun menjadi tempat pemujaan bagi tokoh-tokoh lain yang merupakan dewa penghuni dunia bawah. Hubungan Dongyue Hall yang kental dengan dunia bawah menciptakan kesan angker ketika Sahabat anehdidunia.com memasuki kuil ini. Di dalamnya terdapat mural yang menggambarkan kehidupan di neraka yang mungkin membuat kita ngeri. Lokasi Dongyue Hall ada di Minquan Road nomor 110 berdekatan dengan City God Temple.
Goa Lawah Di Bali

Goa Lawah berarti “gua kelelawar”, pura goa lawah selain tempat untuk persembahyangan merupakan situs candi Hindu yang dibangun pada abad ke-11. Salah satu situs yang paling tua yang ada di Indonesia. Pada saat umat Hindu melakukan persembahyangan banyak mempersembahkan buah-buahan, sehingga tidak mengherankan jika teman biasanya melihat nektar kelelawar yang mengelompok di sekitar mulut gua. Kelelawar juga pernah menjadi bagian penting dari kehidupan spiritual, karena ada anggapan bahwa frekuensi dan nada kicau mereka membantu untuk memfokuskan pikiran selama melaksanakan meditasi.
Menurut cerita masyarakat setempat, tak seorangpun berani mengeksplorasi gua tersebut sampai kedalamnya secara keseluruhan. Diceritakan pula dulunya merupakan tempat persembunyian. Dan jika ditelusuri sampai keujungnya akan mengarah ke Pura Besakih di lereng Gunung Agung (gunung tertinggi di Bali) tetapi dikatakan juga goa lawah mengarah ke lokasi beberapa candi lainnya. Seharusnya, setiap kali Gunung Agung meletus, abu mengalir dari Goa Lawah . Dan jika menurut legenda lainnya, tidak hanya kelelawar yang tinggal di Goa ini, dikabarkan pula menjadi rumah dari ular vasuki, ular Dewa Siwa dalam mitologi Hindu.




No comments:

Post a Comment